Laman

Thursday, July 7, 2011

Pembaharuan Alat Musik Gereja vs Suasana Ibadah

Beberapa minggu yang lalu, untuk pertama kalinya aku berkunjung ke GPIB Immanuel Semarang atau yang lebih kita kenal dengan "Gereja Blenduk". 
sumber
Gereja Blenduk merupakan salah satu landmark andalan Kota Semarang. Didirikan pada tahun 1753 oleh masyarakat Belanda yang dulu menduduki Kota Semarang. Berbentuk heksagonal, memiliki kubah (yang membuat jadi dijuluki "blenduk", memiliki ornamen-ornamen berbahan perunggu dan yang paling penting adalah ORGEL PIPA jaman Barok. 

Orgel Pipa GPIB Immanuel Semarang
Ada dua gereja di Semarang yang memiliki Orgel pipa, yaitu GPIB Immanuel dan Gereja Katolik St. Yusuf di daerah Gedangan, semuanya berada di kawasan kota lama Semarang. Orgel-orgel tersebut merupakan peninggalan Belanda sebagai hadiah bagi pribumi masa itu.


Namun, orgel pipa yang berada di GPIB Immanuel sekarang sudah tidak berfungsi lagi. Sudah sangat lama sejak orgel itu dapat dimainkan untuk yang terakhir kali. Penyebabnya adalah (menurut pengurus gereja) adalah karena karat oleh karena angin laut yang masuk melalui ventilasi gereja. Memang GPIB Immanuel berada di jawasan yang bisa dibilang kawasan pantai, sekitar 10 km dari pantai. Pada waktu itu belum ada yang bisa merawat dan memperbaikinya.Namun sekarang sudah ada seseorang di Semarang yang bukan hanya mampu memperbaiki, namun juga mampu membuatnya. Namanya adalah Martino Hidajat. Beliau sudah membuat beberapa orgel pipa di Gereja Katolik Makasar, GKI Purworejo, GKI Taman Cibunut Bandung. Beliau mendapatkan beasiswa untuk belajar membuat orgel di Jerman.

Sayang sekali orgel di GPIB Immanuel sudah tidak bisa diperbaiki. Sekarang GPIB Immanuel menggantikan peran orgel tersebut dengan sebuah electric organ dan keyboardYamaha. Dan memasang peralatan sound system untuk mendukung peralatan-peralatan tersebut yang sebenarnya mungkin tidak dibutuhkan jika orgel pipa tersebut masih bertahan.
Organ Yamaha
Keyboard Yamaha
Sound System



Ada orang yang menyebutkan bahwa orgel pipa adalah Rajanya alat musik karena satu alat musik tersebut sudah bisa mengeluarkan berbagai macam suara dari berbagai macam kombinasi. Membunyikan satu tuts orgel pipa bisa disamakan dengan tiga tuts piano. Bisa dibayangkan jika kita memainkan beberapa tuts orgel yang dikombinasikan denga register-register yang ada, maka satu orang pemain orgel bisa disamakan dengan sebuah orkestra. Keren sekali! Ibadah di gereja akan menjadi lebih syahdu, khusuk, menyentuh dan tentu saja agung. Dan karena orgel adalah alat akustik (dibunyikan dengan tenaga angin dari blower) maka suaranya sekeras apapun tidak akan memekakkan telinga. 
Menurut saya adalah suatu kehilangan besar ketika orgel pipa tersebut rusak, Ibadah yang seharusnya bisa sangat indah dan menarik banyak umat untuk datang, sekarang menjadi kering dan tidak menyentuh, umat pun hanya maksimal 100 orang yang hadir.
Yang perlu kita renungkan sekarang, apakah ini sebuah kemajuan dan pembaharuan teknologi alat musik, atau sebenarnya sebuah kemuduran ibadah Kristiani? Banyak hal yang harus dilakukan untuk memperbaiki ibadah. Dan pembaharuan alat musik bisa menjadi pedang bermata dua jika tidak dikelola dengan benar.
Berharap seandainya GKI Peterongan punya kesempatan memiliki orgel pipa. Peace ^^v

7 comments:

  1. dgan tekhnologi skrg psti suatu saat akan ada orgel versi digital yg lbih ringkas portable dan tdak makan t4..
    omong2.. kpan saia tgas lgi?? hehhehe.. duo percussion ga maen lgi??dgan tekhnologi skrg psti suatu saat akan ada orgel versi digital yg lbih ringkas portable dan tdak makan t4..
    omong2.. kpan saia tgas lgi?? hehhehe.. duo percussion ga maen lgi??

    ReplyDelete
  2. mungkin juga bisa dikatakan sebagai kemunduran kalo dilihat dari segi suasana yang diciptakan. Secanggih apapun alat musik digital tetap tidak bisa mengalahkan suara alat musik aslinya.

    ReplyDelete
  3. ompung ku almarhum bs main orgel
    kata mama keren banget memang..aq sampe skrng blm pernah denger suara orgel,
    soal gereja blenduk, itu gereja bersejarah bgt buat kluarga ku, papa mama pemberkatan nikah disana, demi baptis juga disana :)
    hehehe

    soal musik, gmn usulku kmrn?
    gak harus gki peterongan aja kan?
    jadi berkat buat gereja2 lain mungkin jg bs?
    kita bikin blog bersama isinya lagu2 gereja?
    py?
    hehehehhee
    sudah terpikir judul blognya sihh
    "To God be The Glory"
    hohohoho, soalnya biar semua pujian buat Tuhan aja....

    ReplyDelete
  4. @X-to: emang udah ada orgel yang semi akustik gitu... harganya sekitar 250jutaan, build up, di Indo gak ada yg jual, servisnya musti dibawa ke S'pore... sedap... hahahhahaa...

    @ Ko Resha: setuju!! hidup akustik!!

    @Glo: oya tho... baru tau kalo pemberkatannya di sana... hooo.... Hehehe.. aku belum bilang sama erik n tpoz.. lupa.. hehhehe...
    Tp materinya apa ya?? yg bingung itu materinya itu....

    ReplyDelete
  5. kan tiap nulis ada label to?
    nanti widget label dipasang
    1 postingan bs lbh dr 1 label,
    yg ada diideku sih variasi lagu2 aja
    jd ada label lirik dan kord (isinya cm lirik aja+kordnya)
    video / tutorial( ni kalo maw posting video cover gitu atau bs juga video tutorial variasi lagu)
    choir (ni kalo lagunya ternyata lagu paduan suara)
    hehhehee
    apalagi ya?
    aq gak tau :D
    cb mungkin ko erich pny ide lbh kreatiff :D
    nanti klo uda mateng konsepnya, aq bantu design blog nya dehh :D biar menarikk :)
    paling klo posting jg aq cm bs posting lirik+kord aja :) hahahhaa

    ReplyDelete
  6. Mohon ijin komentar mengenai orgel pipa tersebut.
    Saya melihat foto orgel pipa tersebut sangat indah. Bergaya Batok (khas) seperti yg dimiliki gereja Sion di Jakarta. Mungkin bila saya ke Semarang saya akan menyempatkan diri untuk melihat orgen pipa tsb.
    Sayang sekali bila orgel tersebut sekarang tidak berfungsi lagi. Karena suaranya pasti sangat indah dan agung. Gereja yang memiliki orgel pipa merupakan suatu kebangggaan, karena orgel pipa desainnya untuk tiap gereja unik dan tidak ada yang sama, tergantung bangunan gerejanya. Usianya rata2 bisa mencapai 500-600 tahun. Sedangkan orgen electronik rata2 usianya 20-30 tahun belum lagi dengan kemajuan/inovasi organ elektronik yang selalu maju, sehingga mudah ketinggalan teknologi. Sedangkan pipe organ didesain awal memang untuk pemakaian jangka panjang.
    Saya sudah keliling bbrp gereja di Indonesia, German, Belanda dan Inggris, masih belum ada teknologi orgen elektronik yang bisa menandingi keagungan suara orgel pipa asli. Untuk membandingkan perlu datang langsung dan mendengar sendiri, tanpa melalui rekaman. Contoh harmoni not "C"-"E"-"G" sangat berbeda antara pipe dengan elektronik, karena orgen elektronik memiliki produksi suara sendiri2 dari pipa yang dihasilkan berbeda dengan elektronik yang melalui speaker. Bila membaca bbrp buku dan jurnal mengenai orgel pipa, sangat dalam sekali filosofi-nya.
    Terima kasih.
    Salam
    -Chris-

    ReplyDelete
  7. Saya masih sempat dengar suaranya. Diatasnya ada kerub malaikat tiup sangkakala memang suaranya dialirkan disitu supaya menggema dikubahnya. Waktu itu kompresor start suaranya gemuruh dan bau dan suara kelelawar mengganggu. Tidak mustahil ada tikus perusak juga. Kalau ditempat lain (misalnya serius mau diperbaiki) misalnya di Belanda atau Eropa lainnya ada merek yang sama entah gereja atau teater konser tentu bisa dicari jalan reparasinya. Untung orgel pipa sejalan dengan musik klasik yang abadi. Misalnya gereja blenduk boleh digunakan untuk konser musik klasik misalnya dikelola oleh
    Semarang Symphony Orchestra yang menggunakan orgel pipa.

    ReplyDelete